Minggu, 22 Juni 2014

Pusing #Cerpen

Diketik Pada 18 November 2012

"Kamu kapan ngelamar aku?,"

Arrggghhh, sedari tahun lalu kata-kata itu saja yang berputar di kepala Boi. Padahal dia tahu, nona kekasih hatinya tak mungkin berucap demikian. Namun apa mau dikata, Boi nampaknya telah jauh bermain dengan pikirannya sendiri. Terlalu jauh sampai tersesat dan tak bisa mencari jalan keluar.

Sudah barang tiga tahun, laki-laki kurus itu memadu kasih dengan Nona. Cinta pun sudah terpupuk dalam. Ibarat kata, hanya tinggal tunggu putik dibuahi benang sari. Ya posisi Nona, menunggu! (Setidaknya itulah yang ada dipikiran Boi) Sedangkan Boi... Masih memikirkan uang. Masih memikirkan duit. Masih memikirkan hepeng. Dia tidak cukup yakin dengan harta kekayaan yang cuma kebun jengkol warisan orang tuanya akan cukup membiayai perkawinan.


Kawin mungkin bisa, tapi untuk hidup, punya anak, hidup bahagia selamanya, belum tentu!. Pasalnya Boi itu cuma pegawai kontrak di sebuah penerbitan, gajinya tak lebih dari UMP (upah minimum provinsi) yang angkanya tak beranjak dari satu juta rupiah.

Bukan dia tak mau ganti kerjaan, tapi dia cinta dunia tulis menulis. Boi pun masih menaruh harap pada kantornya, harapannya diangkat jadi pegawai tetap. Maklum, pasalnya kantor tersebut sebenarnya perusahaan gedean. Selain punya penerbitan, tempat kerja Boi juga punya toko buku tersohor untuk sarana pemasaran. Dari situlah Boi merasa impiannya untuk jadi penulis terkenal bisa terwujud. Hanya saja kapan?... Itulah Allah yang tentukan...

"Hoy ngapain lu?, ngelamun ajee," kata Enyak sambil mengeplak kepala anaknya. Sontak boi kaget, dan terbangun dari lamunannya. Mulutnya komat-kamit sendiri, ngedumel pada Enyak.

Seperti biasa sehabis Subuhan, Boi duduk-duduk di bale depan rumahnya. Waktu matahari terbit itu, sering dipakainya untuk melamun memikirkan apapun. Baginya, waktu fajar adalah saat yang paling tepat untuk dia berpikir sebelum otaknya terkontaminasi asap-asap knalpot Jakarta. 
Sebelum kepalanya penuh dengan tugas-tugas kantornya. Sebelum Boi sadar betul dan bersiap untuk kerja, mulut cempreng Enyak segera menyemprot lagi telinga anak semata wayangnya itu. "Buru Mandi!, setrika baju lu tuh, trus kerja, udeh jam enam noh!"

Akhirnya Boi beranjak, dia takut emaknya lagi-lagi berteriak. Kemejanya sekarang sudah dipakai, namun tak sempat sarapan. Motor butut tahun 70'an diengkolnya, seketika Boi pergi meninggalkan orang tua yang tinggal satu-satunya. Dia pun sejenak meninggalkan pikiran akan Nona.

Tidak, Boi tidak akan pergi lama. Toh dia bekerja untuk penuhi kebutuhan cintanya...

NB: Ini tulisan pernah saya posting di yangpentingnyoba.multiply.com, hanya saja multiply sudah bubar jadi saya pindahin deh, semoga tidak mengurangi kenikmatan para pembaca ya! (kyk banyak yg baca aja yak,hehe)...

3 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus