Minggu, 04 Januari 2015

Cerita Tentang Saya dan Canon 450 D

Ini dia kamera Si Canon 450 D
Pertama kali berjumpa pada bulan tiga, tahun dua ribu sembilan. Tak terasa sudah enam tahun menemani. Dari mulai membantu menyelesaikan tugas-tugas kuliah, dokumentasi sehari-hari, sampai dengan mendapatkan penghasilan. Banyak sekali jasanya buat saya. Tapi tidak, tidak sampai saya kasih nama kok. Biarlah, biar dia tetap dengan sebutan aslinya. Si Canon 450 D.

Kamera saya itu, juga gak pernah rewel. Dibawa ke gunung, pantai, digeletakkan di kamar. Sehat-sehat saja. Cuma memang dia punya satu masalah utama yaitu auto focus pada lensanya. Pertama kali saya tahu bermasalah yaitu kira-kira enam bulan setelah jadi punya saya. Jadi ketika itu kamera, saya bawa bawa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke Kec.Ciracap, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Setelah jeprat-jepret di sana selama satu bulan, terus pulang lagi ke Jatinangor. Eh tiba-tiba auto focus-nya rusak.

Sudah lama sih saya denger, kalau lensa bawaan 18-35 mm dari Canon ini emang sering masalah sama auto focus-nya. Berutung masih garansi, yaudah saya bawa aja ke toko-nya untuk dibetulin. Eh, bukannya dibetulin, malah dikasih lensa baru. Alhamdulillah.


Tapi gak lama tuh benernya, kira-kira satu tahun setelah itu auto focus-nya rusak lagi. Dan gak saya bener-benerin. Kenapa? Karena saya pikir harga betulinnya mahal. Soalnya garansi udah gak ada lagi, jadi terpaksa harus bayar biasa. Jadi saya mikirnya, nanti sekalian aja beli lensa baru daripada harus benerin auto focus mahal-mahal.

Akhirnya tanpa auto focus, saya tetap menggunakan kamera itu. Bahkan buat sesuatu yang sifatnya profesional sekalipun. Jadi setelah dari Antara, saya pernah kerja freelance di agensi namanya Media Satu. Di situ saya jadi penulis dan tukang potret untuk mengerjakan majalah-majalah klien. Mulai dari majalah Astra International, Daihatsu, RS Pondok Indah, Yayasan Jantung Indonesia, sampai Grand Metropolitan Bekasi.

Alhamdulillah gak ada masalah. Tanpa auto focus, fotonya masih bisa diterima sama klien dan dipakai di majalah-majalah tersebut. Cuma memang kadang untuk sesuatu yang sifatnya harus cepat ambil gambar, misal pas meliput Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013. Ketika itu saya harus berebutan foto Boediono (Wapres RI 2009-2014) dan bos-bos Astra International dengan para wartawan lain. Dalam waktu yang singkat, foto bagus dan focus harus di tangan. Tanpa auto focus, jujur, itu sulit dilakukan. Beberapa foto jadi terlewat, tapi beruntung masih ada beberapa stock foto yang bisa dipakai.

Betulin Auto Focus Ternyata Tidak Mahal
Sekarang, saya tidak lagi jadi tukang foto. Hanya penulis di sebuah majalah otomotif, Drivenow! namanya. Alhasil Canon 450 D tidak terlalu terpakai untuk hal-hal yang sifatnya profesional lagi. Untuk dokumentasi sehari-hari pun, sebenarnya Canon 450 D milik saya itu sudah tidak terlalu terpakai lagi. Lama-lama malas juga ternyata memotret tanpa auto focus. Apalagi sekarang saya sudah punya Kamera Prosumer Panasonic Lumix DMC FZ35 yang lebih simpel penggunaannya.

Di saat saya sedang lupa-lupanya sama Canon 450 D itu, eh seorang teman mengontak via whatsapp.
"Dar ke Pasar Baru nyok," ujar teman saya itu, Rizki namanya. Dia mau beli kamera baru di Pasar Baru, dan saya awalnya hanya berniat menemani saja. Itung-itung jalan-jalan. Tapi entah kenapa, sebelum berangkat, saya cek itu Canon 450 D. Saya lihat-lihat, saya coba jepret, eh hasilnya buram. Saya buka lensanya, saya lihat bodinya, cermin di dalam ternyata sudah kusam. Mungkin karena terlalu lama terbengkalai, tidak saya urus. Dia ngambek.

Akhirnya saya pun membawanya ke Pasar Baru untuk rencanaya di service. Sampai di Gedung Atom Lantai 2, Pasar Baru, Rizki langsung cari-cari kamera. Dia berhenti di Toko Azzahra untuk bertanya harga sebuah kamera. Bukan cuma Rizki yang bertanya, saya pun bertanya berapa harga service Canon 450 D. Penjaga toko kemudian mengeluarkan angka.

"Cleaning Sensor di body itu Rp200.000,-"
"Cleaning Lensa itu Rp150.000,-

Saya pikir, wah lumayan juga yah harganya. Terus saya iseng-iseng aja tanya, kalau benerin auto focus bisa gak. Penjaga toko pun mengeluarkan angka lagi.

"Kalau ini paling ganti kabel fleksibel, harganya Rp150.000,-"

Kabel Fleksibel Auto Focus yang rusak dan diganti
Mata saya langsung berbinar, ternyata murah juga betulin auto focus. Tapi kalau ditambah service, lumayan juga harganya Rp 500.000,- melayang. Tapi di situ saya mikir jasa-jasa si Canon 450 D selama ini (lebay sih, hehe). Tapi bener sih, dia udah lama nemenin saya, masa dicampakan begitu saja. Gak adil sih. Dengan berpikir keras, tawar menawar, dan segala pertimbangan, akhirnya saya iyakan permintaan penjaga toko dengan deal harga Rp450.000,-

Pengerjaan kira-kira satu jam, dan "cling" si Canon 450 D kembali sehat lagi seperti sedia kala. Meski uang hilang, tapi yang penting kamera saya betul. Auto Focus-nya pun bisa digunakan lagi. Senanglah saya, dan semoga Si Canon 450 D juga dapat merasakan kesenangan tersebut. Di tulisan ini, saya juga ingin menyampaikan terimakasih wahai Canon 450 D atas jasa-jasa mu selama ini, dan jasa-jasa mu untuk saya di hari depan nanti :)

3 komentar:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus