#Pencermat: Mengunjungi Fatmawati

Setelah dimadu oleh Bung Karno, Fatmawati pun pisah rumah. Dia tidak lagi tinggal di istana negara. Fatmawati marah, begitulah kira-kira yang dikisahkan oleh buku sejarah.

Lalu tanpa bilang terlebih dulu ke Bung Karno, saya coba mengunjungi Fatmawati di rumahnya yang sekarang. Perempuan kelahiran Bengkulu, itu kini tinggal bersama kedua orang tuanya (Hassan Din dan Siti Khotidjah) di bilangan Karet Bivak, Jakarta Pusat.

"Assalamu'alaikum," saya mengucapkan salam. Tapi Fatmawati tidak menjawab. Biarlah, toh saya tahu bahwa dia ada di sana gak kemana-mana. Saya juga yakin dia mendengar, namun tak sanggup membalas salam.
Ya, ini namanya kehendak Tuhan. Yang penting Fatmawati tahu kalau saya sudah berkunjung. Untuk sekedar mengetahui kabarnya. Mengenang kehebatannya sebagai perempuan penjahit bendera pusaka. Yang konon dalam setiap jahitan, Fatmawati menangis. Bendera itulah yang kemudian dikibarkan pertama kali pada 17 Agustus 1945 pada Hari Kemerdekaan Indonesia.

Selain Fatmawati, di bilangan Karet Bivak ini tinggal pula beberapa pesohor lain. Salah satunya adalah MH Thamrin. Iya bener, MH Thamrin yang namanya sama dengan nama jalan di Jakarta. Bahkan bukan cuma di jakarta loh, dari Medan, Surabaya, Palangkaraya, Ambon, dan kota-kota di Indonesia juga ada jalan MH Thamrin.

Kok MH Thamrin bisa sampe tersohor gitu yah?, Ya elah masa sih gak tahu, MH Thamrin kan pahlawan. Tapi pahlawan apa hayo?, hmm. Bingung kan?, hehe... Ayo yuk buka-buka buku sejarahnya lagi. Mumpung masih suasana hari kemerdekaan nih. :)

NB: Postingan ini dibuat sebagai keikutsertaan saya sebagai #Pencermat (Pencerita Jumat). Jadi saya dan beberapa teman seperti Rizki, Tito, Andra dan Dimas berjanji untuk menuliskan cerita apapun setiap hari Jumat. Ini adalah tulisan kedelapan saya sebagai #Pencermat.