Senin, 19 September 2011

Limbangan yang terlupakan

Semboyan Kec. Balubur Limbangan, Garut yang terpotret ketika sedang mudik lebaran
Setiap mudik lebaran ke Jawa Tengah, klo lewat jalur selatan pasti lewat Limbangan, Kabupaten Garut. Namun biarpun sering lewat tapi saya gak tau apa-apa tentang kecamatan ini. Untuk itu saya sengaja motret semboyan yang dipunya sama  Kec.Limbangan bunyinya : LIMBANGAN DANGDAN NGUDAG KAHAYANG. Harapannya sih biar bisa mengenal lebih dekat kecamatan ini.

Tapi karena saya juga gak ngerti apa artinya tuh semboyan,hehe... maka saya minta bantuan teman yang asli Garut, Ikhsan Alfaraby buat menterjemahkan semboyan tersebut. Menurut dia dalam bahasa Indonesia artinya : LIMBANGAN BERDANDAN MENGEJAR KEINGINAN.

Dari semboyan itu sih saya mikirnya Limbangan itu kecamatan yang belum mapan, yang masih mencari-cari bentuk idealnya. Jadi wajarlah kalo saya emang gak tahu (alasan,hehe). Trus saya coba cari juga di google, kali aja nemu informasi yang lebih jauh lagi. Eh bener saya dapet info berharga lain, ternyata dulu tuh Limbangan termasuk nama yang penting bagi keberadaan Kabupaten Garut. Ya Garut yang sedang ramai di sorot media massa, Garut yang Wakil bupati-nya artis dan saat ini pengen mengundurkan diri.

Ini info yang saya dapet dari hasil googling, ditulis oleh Drs. Kunto Sofianto, M.Hum (penulis buku Garoet Kota Intan : sejarah lokal Kota Garut sejak zaman kolonial Belanda hingga masa kini),


"Sejarah Kabupaten Garut berawal dari pembubaran Kabupaten Limbangan pada tahun 1811 oleh Daendles dengan alasan produksi kopi dari daerah Limbangan menurun hingga titik paling rendah nol dan bupatinya menolak perintah menanam nila(indigo). 

Pada tanggal 16 Pebruari 1813, Letnan Gubernur di Indonesia yang pada waktu itu dijabat oleh Raffles, telah mengeluarkan Surat Keputusan tentang pembentukan kembali Kabupaten Limbangan yang beribu kota di Suci. Untuk sebuah Kota Kabupaten, keberadaan Suci dinilai tidak memenuhi persyaratan sebab daerah tersebut kawasannya cukup sempit.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bupati Limbangan Adipati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia untuk mencari tempat yang cocok bagi Ibu Kota Kabupaten. Pada awalnya, panitia menemukan Cumurah, sekitar 3 Km sebelah Timur Suci (Saat ini kampung tersebut dikenal dengan nama Kampung Pidayeuheun). Akan tetapi di tempat tersebut air bersih sulit diperoleh sehingga tidak tepat menjadi Ibu Kota.  

Selanjutnya panitia mencari lokasi ke arah Barat Suci, sekitar 5 Km dan mendapatkan tempat yang cocok untuk dijadikan Ibu Kota. Selain tanahnya subur, tempat tersebut memiliki mata air yang mengalir ke Sungai Cimanuk serta pemandangannya indah dikelilingi gunung, seperti Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Galunggung, Gunung Talaga Bodas dan Gunung Karacak.

Saat ditemukan mata air berupa telaga kecil yang tertutup semak belukar berduri (Marantha), seorang panitia "kakarut" atau tergores tangannya sampai berdarah. Dalam rombongan panitia, turut pula seorang Eropa yang ikut membenahi atau "ngabaladah" tempat tersebut. Begitu melihat tangan salah seorang panitia tersebut berdarah, langsung bertanya : "Mengapa berdarah?" Orang yang tergores menjawab, tangannya kakarut. Orang Eropa atau Belanda tersebut menirukan kata kakarut dengan lidah yang tidak fasih sehingga sebutannya menjadi "gagarut".

Sejak saat itu, para pekerja dalam rombongan panitia menamai tanaman berduri dengan sebutan "Ki Garut" dan telaganya dinamai "Ci Garut". (Lokasi telaga ini sekarang ditempati oleh bangunan SLTPI, SLTPII, dan SLTP IV Garut). Dengan ditemukannya Ci Garut, daerah sekitar itu dikenal dengan nama Garut. Cetusan nama Garut tersebut direstui oleh Bupati Kabupaten Limbangan Adipati Adiwijaya untuk dijadikan Ibu Kota Kabupaten Limbangan."


Sumber : http://wahidasgar.blogspot.com/2010/05/sejarah-limbangan-garut.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar