Rabu, 17 Agustus 2011

Ini dia Mahameru

Wew, tiba-tiba saya rindu sama Mahameru, rindu sama perjalanannya, rindu sama teman-temannya, rindu sama pembicaraan di sana, rindu Alfred, Dzaki, Tito, Ayu, Teti, Joni, Ardy, Bona, Allan, Agun, pokoknya rindu...

Mungkin dari sekian banyak momen dalam hidup saya, Mahameru termasuk yang tak terlupakan. Ingatan saya masih begitu jelas ketika kami tersasar di awal perjalanan menuju Tumpang, lalu naik jeep malam-malam ke Ranu Pani yang saat itu udaranya dingin naujubile, kemudian makan rawon super duper nikmat, berbagi cerita cinta di kemah ranu kumbolo, berdo'a di tanjakan cinta, melihat indahnya oro-oro ombo, lelahnya menaiki tanjakan 5-2, sampai perasaan bangga bercampur kesombongan ketika berhasil sampai puncak tertinggi tanah jawa, semuanya terasa luar biasa...

Foto-foto panorama ini mungkin hanya sebagian kecil dari keluarbiasaan perjalanan ke Mahameru bagi saya, semoga anda bisa menikmatinya...

Ranu Pani, pemberhentian pertama bagi para pendaki. Tempat terakhir yang bisa dicapai oleh kendaraan (jeep).

Ranu Kumbolo, pemberhentian kedua, tempat menginap. Banyak pelancong yang tujuannya hanya sampai di sini.
Pemandangan dari punggung Gunung Semeru ketika matahari terbit
Pemandangan dari puncak Mahameru

#Terimakasih kawan, tanpa kalian saya mungkin tidak akan pernah merasakan nikmatnya berada di puncak

2 komentar:

  1. pengen deh sekali-sekali nyobain naik gunung, apa lagi mahameru. pernah baca dari novel 5 cm. kayanya seru

    BalasHapus
  2. iya seru dena, seru banget, malahan gw 5 cm blom baca, gw aja naik mahameru itu karena pas di kampus ketemu sama temen2 yg suka jalan2, dulu mah pas di 39 boro2 kepikiran,hehe...
    mari naik gunung!

    BalasHapus